MAKALAH
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen
Strategi
Dosen
Pembimbing :
Drs. Sigit Prihanto Utomo, SE,MM
Disusun
Oleh:
Siti
Maisaroh (11-160-0112)
JURUSAN AKUNTANSI 2011/D
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA
PENDAHULUAN
Berpikir strategik, sebenarnya tanpa disadari, dalam
bentuknya yang sederhana telah ada dalam aktivitas yang dilakukan manusia
normal pada umumnya . Dalam belajar , kita juga harus punya strategi agar
bagaimana hasil belajar kita maksimal tanpa harus membuat badan kita drop
karena belajar semalam suntuk . Begitu juga ketika kita hendak keluar dan
melihat cuaca di luar agak gelap, strategi agar tidak kehujanan di jalan adalah
dengan membawa payung dan memakai jaket.
Di perusahaan, berpikir strategik juga sangat penting . Maka
ada orang yang ditugaskan khusus , seorang manajer strategik, yang
berfungsi untuk menyiapkan strategi agar perusahaan terhindar dari resiko
seperti kekurangan pasokan bahan baku , terhindar dari kebangkrutan ataupun
masalah lainnya . Dalam makalah ini kami akan mencoba menjabarkan tipe – tipe
strategi yang sering digunakan oleh berbagai perusahaan guna mengembangkan atau
menyelamatkan kondisi perusahaan yang tidak baik .
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Bisnis
Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang
diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan
(produsen, pedagang, konsumen, dan industri di mana perusahaan berada) dalam
rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. (Husein Umar, 2005).
2. Pengertian
Strategi
Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Menurut
Stephanie K. Marrus, strategi didefenisikan sebagai suatu proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai suatu penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.
Menurut Hamel dan Prahalad, strategi merupakan suatu
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan
terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang
terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi inti (core competence). Perusahaan perlu
mencari kompetensi mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Menurut Fred R. David, strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka
panjang. (Husein Umar, 2005).
3.
Model Manajemen Strategi
Manajemen strategi adalah seni dan ilmu penyusunan,
penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Manajemen strategi adalah
proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan
untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk
menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen strategi mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari
berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi
hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa
yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti
di dalam bisnis yang dilakukan.http://anthempart.blogspot.com/2010/01/model-manajemen-strategi.html.
Menurut Jonny dalam jurnalnya, digambarkan di bawah ini
aktifitas yang harus dilakukan untuk merumuskan strategi yang baik.
Gambar
2.1 Model Manajemen Strategi
Aktivitas pertama dilakukan adalah merumuskan pernyataan
visi dan misi perusahaan. Visi yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu
cita-cita tentang keadaan di masa depan yang diingin untuk terwujud oleh
suluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang
paling bawah. Cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang kira-kira
mewakili seluruh anggota perusahaan inilah yang disebut Visi. Misi adalah
penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti
bagi seluruh staf perusahaan.
Langkah berikutnya adalah menganalisis lingkungan eksternal
dan internal perusahaan. Tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan
eksternal menjadi sangat penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan
eksternal berada diluar kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan
eksternal, pemahaman kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan
mendalam perlu dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang dibuat perlu bersifat
konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya. Sehingga sebelum
pihak manajemen menerapkan strategi yang cocok bagi jalannya perusahaan di masa
datang, mereka harus lebih dulu menganalisis posisi perusahaan saat ini, baik
dilihat dari posisi persaingan dengan usaha sejenis maupun dari faktor kondisi
perusahaan sendiri.
Upaya pencapaian tujuan perusahaan merupakan suatu proses
berkesinambungan yang memerlukan penahapan. Untuk menentukan apakah suatu
tahapan sudah dicapai atau belum diperlukan suatu tolak ukur, misalnya kurun
waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas.
Langkah selanjutnya adalah penyusunan dan pemilihan strategi
yang harus dilakukan perusahaan agar dapat bersaing dengan kompetitor
lainnya.
4. Tahapan Formulasi Strategi
Aplikasi untuk menentukan strategi utama berdasarkan konsep
Fred R. David dilakukan melalui pemakaian beberapa matriks dengan tiga tahap
pelaksanaan. Berikut ini disajikan ulang macam-macam matriks dan ketiga tahapan
dimaksud.
Tahap I : The Input Stage
Pada tahap input, semua informasi dasar mengenai
faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang dibutuhkan dalam
merumuskan strategi dirangkum oleh pembuat strategi. Hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan dua teknik formulasi strategi, yaitu:
1. Matriks External Factor
Evaluation (EFE)
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor
eksternal perusahaan. Data
eksternal dikumpulkan untuk menganalisa hal-hal menyangkut persoalan ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan
di pasar industri di mana perusahaan berada. Hal ini penting karena faktor
eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap
perusahaan.
Langkah-langkah tahapan kerja EFE Matriks sebagai berikut:
a.
Buat daftar critical success
factors (CSF) untuk aspek eksternal yang mencakup opportunities
(Peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan.
b.
Tentukan bobot (weight) dari
CSF tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu
pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1.0.
c.
Tentukan rating setiap CSF
antara 1 sampai 4, dimana
1
= Kelemahan utama;
2
= Kelemahan kecil;
3
= Kekuatan kecil;
4
= Kekuatan utama.
Rating
ditentukan berdasarkan efektivitas strategi
perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.
d.
Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya
untuk mendapatkan skor semua CSF.
e.
Jumlahkan semua skor untuk
mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4.0
mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap
peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya.
Sementara, skor total sebesar 1.0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan
peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.
2. Matriks Internal Factor
Evaluation (IFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari
beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM,
pemasaran. Pada prinsipnya tahapan kerja IFE matriks sama dengan EFE matriks.
Langkah-langkah tahapan kerja IFE Matriks sebagai berikut:
a.
Buat daftar critical success
factors (CSF) untuk aspek internal yang mencakup Strength
(Kekuatan) dan weakness (Kelemahan) bagi perusahaan.
b.
Tentukan bobot (weight) dari
CSF tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu
pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1.0.
c.
Tentukan rating setiap CSF
antara 1 sampai 4, dimana
1
= Kelemahan utama;
2
= Kelemahan kecil;
3
= Kekuatan kecil;
4
= Kekuatan utama.
Rating
ditentukan berdasarkan efektivitas
strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi
perusahaan.
d.
Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya
untuk mendapatkan skor semua CSF.
e.
Jumlahkan semua skor untuk
mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4.0
Tahap II: The Matching Stage
Pada tahap pencocokan, pembuat strategi melakukan
identifikasi sejumlah alternatif strategi dengan mencocokkan informasi input
berupa faktor eksternal dan internal yang diperoleh pada tahap input. Pada
tahap pencocokan ini, penulis
melakukan identifikasi hanya dengan menggunakan matriks SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, dan Threat).
Langkah-langkah tahapan kerja TOWS/SWOT adalah sebagai
berikut:
1) Buat daftar peluang eksternal
perusahaan.
2) Buar daftar ancaman eksternal
perusahaan.
3) Buat daftar kekuatan kunci internal
perusahaan.
4. Buat daftar kelemahan kunci internal
perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal
dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi SO.
6. Cocokkan kelemahan-kelemahan
internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi
WO.
7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal
dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.
8. Cocokkan kelemahan-kelemahan
internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi
WT.
Matriks Threats-Opportunities-Weaknesses-Strengths
(TOWS) merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer
mengembangkan empat tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah:
a.
Strengths – Opportunities (SO), yaitu dengan mengembangkan suatu
strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang
(O) yang ada.
b.
Weaknesses – Opportunities (WO), yaitu dengan mengembangkan suatu
strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada.
c.
Strengths – Threats (ST), yaitu dengan mengembangkan suatu
strategi dalam memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman (T).
d.
Weaknesses – Threats (WT), yaitu dengan mengembangkan suatu
strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).
Tahap III: Decision Stage
Setelah tahap I dan tahap II, berikutnya adalah masuk ke
dalam tahap ketiga yaitu Decision Stage. Dalam tahap ini, metode yang
dipakai adalah menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix
(QSPM). QSPM merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan strategi
alternatif yang diprioritaskan. Metode ini adalah alat yang direkomendasikan
bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif
secara objektif, berdasarkan faktor kunci kesuksesan internal-eksternal yang
telah diidentifikasikan sebelumnya.
Secara konseptual, tujuan metode ini adalah untuk menetapkan
kemenarikan relatif dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih,
untuk menentukan strategi mana yang paling baik untuk di implementasikan. Komponen-komponen
utama dari suatu QSPM terdiri dari: Key Factors, Strategic Alternatives,
Weights, Attractiveness Score (AS), Total Attractveness Score (TAS),
dan Sum Attrectivesess Score.
Langkah-langkah pengembangan QSPM adalah sebagai berikut:
1.
Membuat daftar peluang, ancaman,
kekuatan, dan kelemahan organisasi yang di ambil dari metode EFE dan metode
IFE.
2.
Memberi pembobotan pada
masing-masing eksternal dan internal faktor kunci kesuksesan dengan jumlah
keseluruhan bobot harus sebesar 1 seperti yang ada pada metode EFE dan IFE.
3.
Meneliti metode yang ada pada tahap
analisis di perencanaan strategik dan mengidentifikasi strategi alternatif yang
pelaksanaannya harus dipertimbangkan sebelumnya oleh perusahaan.
4.
Menghitung Attractiveness Score
(AS), yaitu nilai yang menunjukkan kemenarikan relatif untuk masing-masing
strategi yang terpilih. Dengan cara meneliti masing-masing eksternal dan
internal faktor kunci keberhasilan. Batasan nilai Attractiveness Score
adalah 1 = tidak menarik; 2 = agak menarik; 3 = menarik; 4 = sangat menarik.
5.
Menghitung Total Attractiveness
Score (TAS), di dapat dari perkalian bobot dengan Attractiveness Score
(AS) pada masing-masing baris.
6. Menghitung Sum Total
Attractiveness Score. Jumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM.
Nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi adalah yang menunjukkan bahwa
alternatif strategi itulah yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil
menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. Bentuk
dasar dari QSP Matriks adalah sebagai berikut:
Konsep Analytical Hierarchy
Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan metode Multicriteria
Decision Making (MCDM) yang paling sering digunakan dan metode untuk
membuat urutan alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat
pengambilan keputusan memiliki beberapa tujuan, atau kriteria tertentu untuk
pengambilan keputusan.
Multicriteria Decision Making (MCDM) merupakan metode yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan untuk keputusan yang multicriteria.
Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu
kerangka berfikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan
untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut.
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan
kompleks yang tidak terstruktur, stratejik dan dinamik menjadi
bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat
kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti
penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang
lain.
AHP memberikan kemungkinan pengguna untuk memberikan nilai
bobot relatif dari suatu kriteria majemuk secara intuitif, yaitu dengan
melakukan perbandingan berpasangan. (Marimin, 2004).
Langkah-langkah penggunaan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) adalah sebagai berikut:
1.
Mendefinisikan struktur hierarki
masalah yang akan dipecahkan.
2.
Memberikan pembobotan elemen-elemen
pada setiap level dari hierarki.
3.
Menghitung prioritas terbobot (weighted
priority).
4.
Menampilkan urutan/ranking dari
alternatif-alternatif yang dipertimbangkan.
Ciri-Ciri
Strategic Business Unit (SBU)
Strategic Business Unit (SBU) pertama kali diperkenalkan tahun 1979 oleh Mc.
Kensey and Co. dalam kerjasamanya dengan General Electric. SBU
didefinisikan sebagai suatu cara mengelola sebuah bisnis sehingga tiap unit
menjual sekumpulan produk/jasa kepada sekumpulan pelanggan dalam persaingan
dengan sekumpulan pesaing.
Ciri-ciri SBU terdiri atas lima aspek, yaitu:
1. External focus adalah pengelolaan dan
pengorganisasian suatu SBU yang mengacu pada permasalahan yang timbul karena
faktor-faktor eksternal.
2. Identifiable competitor adalah SBU yang didesain sedemikian
rupa sehingga para pesaing SBU tersebut dapat teridentifikasikan.
3. Autonomous profit center adalah SBU yang beroperasi sebagai
suatu bisnis tersendiri dengan tujuan serta sasarannya sendiri yang dipimpin
oleh seorang manajer.
4. Distinct marketing strategy adalah setiap SBU yang memiliki
strategi pemasaran tersendiri dan berbeda dengan unit bisnis lainnya.
5. Separate accounting adalah SBU yang bersaing sebagai
unit yang berdiri sendiri dan harus dapat menghitung keuntungan dan
biaya-biayanya sendiri, sehingga ia harus mampu memiliki sistem pembukuan yang
terpisah dari unit lainnya.
Sumber:
Husein Umar, 2005
5.
Konsep Strategi
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya,
konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
adanya perbedaan konsep mengenai strategi selam 30 tahun terakhir.
Definisi strategi pertama yang dikemukakan oleh Chandler
(1962:13) menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting
untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi
dan konsep-konsep lain berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang
disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut:
1. Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingan dengan
pesaingnya. Menurut Day dan Wensley (1998), identifikasi distinctive
competence dalam suatu organisasi meliputi:
a.
Keahlian tenaga kerja, dan
b.
Kemampuan sumber daya
Dua
faktor tersebut menyebabkan perusahaan ini dapat unggul dibandingkan dengan
pesaingnya.
2. Competitive Advantage. Keunggulan bersaing disebabkan
oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar.
Menurut Porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usahanya dalam persaingan
yang semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk
dengan harga tinggi atau produk dengan biaya rendah, bukan kedua-duanya.
Berdasarkan prinsip ini, Porter menyatakan terdapat tiga strategi generik,
yaitu:
a.
Strategi Diferensiasi. Strategi ini
cirinya adalah bahwa perusahaan mengambil keputusan untuk membangun persepsi
pasar potensial terhadap suatu produk/jasa yang unggul agar tampak berbeda
dengan produk yang lain. Dengan demikian, diharapkan calon konsumen mau membeli
dengan harga mahal karena adanya perbedaan itu.
b.
Strategi Kepemimpinan Biaya
Menyeluruh (Overall Cost Leadership). Cirinya adalah perusahaan lebih
memperhitungkan pesaing dari pada pelanggan dengan cara memfokuskan harga jual
produk yang murah, sehingga biaya produksi, promosi, maupun riset dapat
ditekan, bila perlu produk yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari
perusahaan lain.
3. Strategi Fokus (Focus).
Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk
menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh
atau Diferensiasi.
(Sumber: Freddy Rangkuti, 2006)
6.
PENGENDALIAN DAN EVALUASI STRATEGI
Pengendalian
: sebagai tindakan untuk membuat sesuatu yang terjadi sesuai dengan apa yang
direncanakan sebelumnya.
Evaluasi
Strategi : adalah suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang fokusnya
lebih pada pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi agar
fungsinya terlaksana sebagaimana mestinya.
Langkah-langkah
Tindakan Pengendalian, yaitu :
u Mengukur kinerja perusahaan.
u Membandingkan hasil pengukuran
kinerja perusahaan terhadap standar yang ada.
u Melakukan tindakan perbaikan yang
dianggap perlu untuk memastikan bahwa kejadian yang direncanakan benar-benar
terwujud.
4
tipe dasar Pengendalian Strategi, yaitu:
u Pengendalian premis,
Pengendalian
premis didisain unt mengecek secara sistematis dan kontinyu apakah premis2,
asumsi2 dan prediksi2 yg digunakan sbg dasar analisa lingkungan unt
memformulasi strategi validitasnya masih bisa dipercaya atau tidak ? Apabila suatu premis yg vital tdk lagi valid, suatu strategi hrs
disesuaikan/ diubah.
Berbagai premis yg biasa diamati :
-premis perencanaan,
-faktor lingkungan,
-faktor industri
u Pengendalian implementasi
Pengendalian implementasi
didisain untuk menilai apakah strategi
secara keseluruhan harus
diubah, sejalan dengan hasil yang berkaitan dengan tindakan implementasi
strategi secara keseluruhan.
Dua tipe dasar
dari pengendalian implementasi yang
digunakan adalah :
-monitoring strategic,
-milestone
reviews.
u Pengawasan strategi
Pengawasan
strategi didisain unt memonitor rangkaian kejadian yg luas didlm dan diluar
perusahaan, yg nampaknya akan mempengaruhi tindakan strategi perusahaan.Gagasan
mendasar di belakang pengawasan strategi adalah informasi penting yg hingga
sekarang tdk diantisipasi mungkin ditemukan melalui pemonitoran umum dri sumber
informasi yg banyak.
u Pengendalian sinyal khusus
Pengendalian
sinyal khusus adalah pertimbangan kembali yang mendalam, sering dan cepat dari
perusahaan, karena kejadian yang mendadak atau tidak diharapkan.Kejadian ini
memerlukan penilaian yang segera dan intensif atas strategi perusahaan dan
situasi strategi sekarang.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Robinson
and Pearce . Manajemen Strategik . 1997. Binarupa Aksara. Jakarta .
Dirgantara,
Crown. Manajemen Stratejik Konsep, Kasus dan Implementasi. 2001.
Grasindo. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar