Untukmu Ibu….
Suatu
hari di sebuah pinggiran kota terdapat keluarga sederhana yang saling menyayangi mereka adalah
Supratman dan Sudirman .dalam kesahajaan dan kasih sayang seorang ibu yang
membesarkan mereka seorang diri timbulah rasa kedewasaan lebih cepat dari umur
sewajarnya.mereka berdua hidup dalam kerukunan dan cinta kasih walau ayahnya
telah tiada.
Ketika mereka mulai beranjak dewasa timbulah keinginan Supratman
untuk bekerja di luar negeri agar adiknya Sudirman dapat bersekolah lebih
tinggi dari dirinya,karena tak ingin mengecewakan adiknya ibunya merelakan
kepergian Supratman ke Malaysia untuk bekerja.Semenjak ditinggal kakaknya
Sudirman merasa kesepian.tak biasa dia ditinggalkan kakaknya karena kemana pun
mereka selalu bersama – sama,belajar,bermain hingga membantu ibunya berdagang
di pasar pun mereka lakukan dengan kerukunan dan kasih sayang.
Sudirman tak ingin mengecewakan
kakaknya,dia belajar sungguh – sungguh hingga akhirnya dia mendapatkan beasiswa
dari pemerintah untuk melanjutkan sekolah di Australia namun Sudirman bingung
untuk mengambil beasiswa tersebut karena kakaknya masih di Malaysia sedangkan
ibunya harus tinggal di Surabaya seorang diri.Ibunya tak ingin mengecewakan
cita – cita anak bungsuya itu,ibunya merestui kepergian anaknya untuk
melanjutkan sekolahnya di Australia tanpa sepengetahuan kakaknya karena ibunya
tak ingin kakaknya tahu bahwa ibunya sendirian di Surabaya.
Sudirman pergi ke Austrlia dengan
berat hati karena tak tega melihat ibunya yang sudah tua sendirian namun
harapannya untuk memperbaiki perekonomian keluarganya dan membahagiakan ibunya
jauh lebih berharga dibandingkan pengorbanannya saat ini.Dia berfikir lebih
jauh akan cita – citanya dan kebahagiaan orang tuanya.
Supratman mengalami kekerasan yang
dilakukan majikannya di Malaysia namun dia bertahan demi cita – cita adiknya
dan ibunya.Dia rela mengorbankan dirinya dan kebahagiaannya demi keluarga yang
dicintainya,dengan hati yang merindu Supratman mengirimkan surat ke Indonesia
untuk ibu dan adiknya.Ibunya yang sudah tua dan sakit – sakitan membaca
perlahan – lahan surat rindu yang dikirimkan anaknya bahwa Supratman akan
kembali ke Indonesia beberapa bulan lagi.dengan perasaan cinta seorang ibu
kepada anaknya ibunya menangisi kerinduan dan pengorbanan anak – anaknya akan
kebahagiaan dirinya.
Sudirman belajar dengan sunguh –
sungguh di Australia,dia menjadi anak terpandai di kampusnya mendapatkan banyak
teman karena keramahan dan kerendahan hatinya meski begitu dia tetap merasa kesepian
karena tak dapat membendung rasa cinta dan rindunya untuk bertemu dengan kakak
dan ibunya yang terpisah di 2 negara.dia selalu mendoakan keluarganya sebagai
bentuk baktinya walau mereka tak dapat berjumpa.rasanya Sudirman ingin cepat –
cepat menyelesaikan studynya agar secepatnya dapat kembali ke Indonesia dan
berkumpul bersama lagi tanpa harus kakaknya menjadi TKI di Malaysia.
Ibunya
yang semakin hari semakin tua kini tak berdaya menahan sakit tanpa anak –
anaknya disisinya.Ibu merasakan penyakitnya sudah semakin parah namun ia tak
ingin anak – anak yang dicintainya mengetahui keadaannya,Semakin hari ibunyaa semakin yakin bahwa ajalnya akan
segera tiba ia tak ingin memberiakan kabar kepada siapapun,ia hanya menuliskan
surat untuk anak – anaknya
“Anak
– anakku ibu sangat menyayangi kalian…
bu
tak ingin kalian tahu tentang penyakit ibu selama ini namun ibu yakin
pengorbanan kalian tak kan sia-sia.ibu akan pergi dengan tenang jika kalian
dapat saling memaafkan dan saling menyayangi seperti dulu…Anak – anakku
ingatlah satu hal dunia ini jika kalian kejar tak kan ada habisnya namun jika
kalian malas kalian akan tertinggal..untuk itu aku ingin kalian kejar cita –
citamu tanpa melupakan kewajiban kalian sebagai hamba Tuhan…Anakku jangan
bersedih karena ibu akan berjumpa dengan Ayah kalian...Ibu merasa belum bisa
menjadikan kalian seperti harapan Ayah kalian semoga dia mau memaafkan istinya
ini…”
beberapa
hari kemudian ibunya meninggal dan anak – anaknya belum ada yang
mengetahuinya.Suparman kembali ke Indonesia bertemu dengan ibunya di rumah
sederhana di pinggiran kota Pahlawan tersebut.kerinduhan akan pelukan hangat
dari ibunya tidak dapat tertahan lagi namun disana ia menemukan kekecewaan
teramat karena hanya melihat kuburan ibunya yang tak sempat ia mandikan atau
sekedar mengkafaninya.Sudirman mendapatkan surat dari tetangganya dan
membacanya dia tak tahu kemana harus mencari adiknya itu.hari demi hari ia
terus mencarinya sembari berdagang di Pantai kenjeran untuk menjajankan “
lontong kupang”nya penghasilan yang ia andalkan untuk mencukupi kebutuhannya
namun adiknya tak kunjung ada kabar…
Sudirman
kembali ke Indonesia lama sudah ia tak bertemu dengan ibu dan kakaknya ia
kembali ke gubuk sederhananya itu namun tak menemui apapun disana yang ada
hanyalah gedung – gedung megah yang dijadikan hotel – hotel termewah di
Surabaya.tak tahu harus mencarinya kemana…
Dia
mengelilingi kota Surabaya berhari – hari mencari ibu dan kakaknya yang
bertahun – tahun ia tinggalkan dan rindukan…tak kunjung ia menemukan keluarganya
Sudirman menikah dan mempunyai anak dia berhasil menjadi pengusaha muda di Surabaya…
Suatu
hari ketika Sudirman mengajak jalan – jalan anaknya ke Pantai Ria Kenjeran
anaknya bermain – main dengan senang hati…Siangnya ketika suara Adzan Dhuhur berkumandang
Sudirman meninggalkan anak dan istrinya untuk melaksanakan sholat dhuhur di
musholla kenjeran.
Usia
sholat ia teruz berdoa agar ditemukan dengan kakak dan ibunya,Disana ia ragu
melihat kakaknya Suparman berada saatu shof sholat dengannya ia menghampirinya
dan mengatakan apakah benar anda bernama Supratman ternyata dia tak salah
dengan dugaannya.Mereka berpelukan dan menceritakan semua kejadian yang ada
setelah itu Sudirman mengenalkan anak dan istrinya yang ternyata makan di
warung Supratman.Mereka kembali berkumpul walau tanpa sempat melihat ibunya
menikamti indahnya pantai kenjeran dan makanan khas Surabaya yang tiada
bandingnya itu.